Forex berdasarkan laporan Commitments of Traders

Forex Bukan Zero-sum Game Berdasarkan CoT

Traders Family Artikel 0 Comments

Share this Post

Zero-sum game adalah representasi matematis dari situasi di mana setiap keuntungan (atau kerugian) partisipan merupakan kerugian (atau keuntungan) bagi partisipan lain terhadap utilitas yang sama. Jika total keuntungan dan kerugian dari seluruh partisipan dijumlahkan, maka hasilnya adalah nol.[1] Dengan kata lain, Zero-sum game merupakan manifestasi dari Efisiensi Pareto. Premisnya adalah alokasi sumber daya tidak mungkin membuat satu individu jauh lebih baik tanpa membuat – setidaknya, satu individu lain menjadi lebih buruk.

Contoh zero-sum game dalam judi pertandingan sepak bola antara dua orang:

  • Si X bertaruh 1.000 pada Tim 1.
  • Si Y bertaruh 1.000 pada Tim 2.
  • Jika Tim 1 menang, maka uang Si X +1.000 (untung) dan Si Y -1.000 (rugi).
  • Maka, keuntungan Si X (+1.000) + kerugian Si Y (-1.000) = 0.

Di sisi lain, non-zero-sum adalah kondisi di mana hasil penjumlahan keuntungan (atau kerugian) semua partisipan bernilai kurang atau lebih dari nol. Semua partisipan berarti berada dalam situasi yang saling menguntungkan. Banyak situasi ekonomi merupakan non-zero-sum karena nilai barang dan jasa (sumber daya) bisa diciptakan, dihancurkan, dan dialokasikan melalui banyak cara.[1] Dalam perdagangan, nilai suatu barang atau jasa dipertimbangkan terhadap harga. Ketika permintaan lebih tinggi daripada penawaran, maka harga akan naik. Sebaliknya, permintaan yang lebih rendah daripada penawaran akan menyebabkan harga turun.

Price is what you pay. Value is what you get.Warren Buffett
Perdagangan Forex Merupakan Non-zero-sum Berdasarkan Commitments of Traders

Commitment of Traders adalah laporan mingguan oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) mengenai penjabaran posisi dari 20 atau lebih trader yang dinilai sebagai open interest [2]. Berdasarkan laporan Commitments of Traders (CoT) yang dirilis, forex dikategorikan ke dalam non-zero-sum karena hubungan antara commercial traders dan noncommercial traders yang memiliki nilai bagi keduanya.

Commercial trader adalah klasifikasi yang diterapkan oleh CFTC untuk mendeskripsikan semua trader yang menggunakan pasar berjangka dengan tujuan hedging (lindung nilai) atas aktivitas bisnisnya.[3] Klasifikasi tersebut diberikan kepada futures commission merchant, broker, anggota kliring dan bank investasi. Noncommercial trader adalah klasifikasi yang diterapkan oleh CFTC untuk mengidentifikasi trader yang menggunakan pasar berjangka dengan tujuan spekulatif.[4] Dalam laporan CoT, klasifikasi noncommercial trader ditujukan kepada spekulator besar dan kecil.




Chart laporan CoT untuk komoditi-komoditi di atas menunjukkan bahwa commercial traders: Comm Spec (garis warna merah) selalu berlawanan arah dengan noncommercial traders: Large Spec (garis warna hijau) dan Small Spec (garis warna biru). Berdasarkan prinsip perdagangan forex, terlihat jelas bahwa noncommercial traders yang meraup profit. Meskipun demikian, commercial traders menerima manfaat dari pasar forex; terutama dalam hal hedging.

Ilustrasi di bawah ini menunjukkan bagaimana pasar forex digunakan sebagai hedging atas aktivitas bisnis yang memberikan manfaat bagi commercial trader.

Berdasarkan ilustrasi di atas, pembeli biji kopi melakukan hedging dengan membeli rupiah dan menyimpannya selama 1 tahun untuk mengunci harga. 1 tahun kemudian, penjual menagih sesuai jumlah pesanan. Ketika kurs USDIDR turun, pihak pembeli tidak merugi karena telah hedging sebelumnya.

Percaya Pasar, Bukan Broker

Stigma umum yang melekat pada perdagangan forex adalah perjudian karena dianggap bahwa keuntungan trader merupakan kerugian trader lainnya. Berdasarkan fakta yang ditunjukkan pada laporan Commitments of Traders – jelas, stigma tersebut hanya berada di kalangan trader ritel yang sering mengalami kerugian. Hal ini tidak terlepas dari perilaku kebanyakan broker yang melakukan kecurangan untuk meraup keuntungan dan merugikan trader.

Sekali lagi, perdagangan forex merupakan situasi non-zero-sum di mana bertemunya dua kepentingan; buyer dan seller. Dalam situasi tersebut, broker memiliki peluang untuk berperan di antara keduanya dan memperoleh komisi dari volume transaksi. Peningkatan volume transaksi akan meningkatkan komisi yang diperoleh. Maka, situasi terbaik bagi broker adalah memiliki klien jangka panjang yang rutin bertransaksi dan memperoleh profit secara konsisten.

Marketing scam seringkali dilakukan untuk meningkatkan volume transaksi klien secara tidak wajar. Oleh karena itu, trader wajib meningkatkan skill dan pengetahuan untuk menjamin bahwa transaksi yang dilakukan merupakan bagian dari strategi trading. Hal ini pun akan sangat membantu saat praktik curang lain terjadi – misal, pelebaran spread yang tidak wajar dan manipulasi chart.

Leave a Reply

Your email address will not be published.