Lumpuhnya Perekonomian Dunia | Corona Virus (2)

Dhani Pratomo Artikel 0 Comments

Share this Post

Saya ingin melanjutkan post sebelumnya, tapi saat ini ada yang lebih penting untuk dibahas, yaitu mengenai virus corona dan mengapa dampaknya begitu berbahaya terhadap ekonomi global serta dunia investasi.

China
1/5 produk manufaktur yang ada di dunia diekspor dari China. Jadi China adalah pusat dari industri manufaktur bagi kebutuhan global bagi produk jadi ataupun komponen untuk produk elektronik, tekstil, mesin dan barang rumah tangga.

China mempunyai market share 19% dari manufaktur global. Banyak juga merk luar negeri (contoh : Apple iPhone) yang mendirikan pabrik di China karena tenaga kerjanya yang murah.

Apa yang terjadi ketika virus corona menyerang?

Pada tanggal 23 Januari 2020, Pemerintah China mengisolasi Wuhan, dan diikuti dengan sebagian kota-kota lain di China.

Masyarakat China dilanda ketakutan dan menghindari tempat-tempat umum, termasuk pabrik tempat mereka bekerja.

Jadi yang anda liat disini, China sebagai pusat manufaktur dunia menjadi pincang karena faktor tidak adanya tenaga kerja.

Karena tidak ada tenaga kerja yang cukup, maka akan terjadi penurunan produksi dan gangguan pada rantai suplai untuk komponen-komponen yang harus diimpor dari China.

Pikirkan merk-merk seperti Samsung, Apple, dll. Jadi gangguan pada rantai suplai ini yang awalnya bersifat regional, akhirnya menjadi berdampak bagi perdagangan global.

Ini belum termasuk sektor-sektor lain seperti pariwisata serta penerbangan.

Tak heran harga minyak dunia menjadi turun drastis dan pasar saham rontok di seluruh dunia.

Index pasar saham di seluruh dunia, 13 Februari 2020 – sumber : Bloomberg terminal

Dalam suasana kacau seperti ini, aset apa yang sebaiknya kita pegang?

Saya pikir aset terbaik untuk dipegang saat ini adalah US Dollar dan US Treasury Bonds. Saya katakan ini untuk kurun waktu jangka panjang, bukan sebagai rekomendasi harian.

Jika anda trading di currency (forex), Anda bisa mencari pair-pair yang berpasangan dengan USD.

Kenapa tidak ada Gold?

Saya melihat resiko penurunan harga Gold pada kondisi ini. Para pemegang Gold terutama institusi besar seperti bank ataupun sophisticated investor mungkin akan mencairkan cadangan gold nya untuk menutupi kerugian, membayar hutang jatuh tempo ataupun untuk mencukupi kebutuhan cash flow mereka.

Di post yang akan datang saya akan menjelaskan kenapa peran mata uang Dolar AS (USD) menjadi sangat dominan, bahkan sebelum adanya dampak dari virus corona ini. Salam.

Leave a Reply

Your email address will not be published.