Yang Perlu Diperhatikan saat Trading Currency Cross

Traders Family Advanced, Tutorial Forex 0 Comments

Share this Post

Trading currency cross

Trading menggunakan currency cross memang berpotensi memberikan peluang unik saat tidak ada peluang mata uang mayor. Seperti pembahasan Traders Family sebelumnya, euro dan yen adalah cross pair yang paling banyak dipilih trader karena likuiditasnya yang tinggi. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mulai trading.

Salah satunya adalah jika ingin trading dengan cross pair di luar euro dan yen. Ada pilihan lain seperti AUD/CHF, AUD/NZD, CAD/CHF, dan GBP/CHF. Hal ini dikarenakan trading menggunakan currency cross ini lebih sulit dan lebih beresiko dibandingkan dengan trading menggunakan euro atau yen crosses.

Selain itu, sedikit sekali jumlah trader yang menggunakan pair-pair ini mengakibatkan volume transaksinya sangat kecil dan menjadikan likuiditasnya rendah. Tak berhenti sampai di situ, pergerakan harga yang terjadi di pair-pair ini sangatlah volatile, bahkan sulit untuk diprediksi. Lihat contoh Traders Family pada chart AUD/CHF:

Pergerakan yang seperti inilah membuat banyak trader menggunakan stop loss yang lebih lebar saat trading menggunakan pair-pair seperti ini. Melihat dari pergerakan harga di atas, pastinya akan lebih sulit untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk buka posisi.

Perlu diketahui juga bahwa spread seperti ini cenderung lebih lebar dibandingkan currency cross menggunakan mata uang euro atau yen. Jika ingin trading di pair seperti itu, siap-siap saja terkena stop loss tiba-tiba karena harga bergerak di luar prediksi secara mendadak.

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Currency cross memengaruhi harga major pair

Mari kita berandai-andai bahwa The Fed mengumumkan kenaikan nilai suku bunga. Sudah pasti pasar forex akan bereaksi dengan cepat saat mendengar pengumuman ini dan pasang posisi di hampir semua major pair. Dampak dari pengumuman ini adalah pair EUR/USD dan GBP/USD akan turun sementara USD/CHF dan USD/JPY naik.

Anda pun ambil posisi short di pair EUR/USD. Namun, saat anda memerhatikan layar teman Anda yang ambil posisi long di USD/JPY, anda melihat teman anda tersebut mendapatkan lebih banyak keuntungan dibandingkan anda. Anda pun mulai bertanya-tanya, “kok bisa?!”

Setelah melihat secara seksama pair USD/JPY dan membandingkannya dengan EUR/USD, Anda melihat bahwa pergerakan harga di USD/JPY jauh lebih besar dibandingkan dengan EUR/USD. Ternyata pair USD/JPY berhasil melampaui level resistance yang sudah lama tak ditembusnya kemudian naik 200 pips, sementara EUR/USD turun 100 pip, lalu kemudian memantul di level support.

Hal ini disebabkan oleh currency cross, pelaku utamanya adalah EUR/JPY. Begini kronologinya:

  • Saat level resistance USD/JPY jebol, tidak sedikit jumlah trader yang terkena stop loss lalu masuk pasar kembali dengan posisi BUY. Hal ini akan mendorong harga USD/JPY terdongkrak lebih tinggi.
  • Beli USD/JPY akan membuat nilai yen melemah. Pair yang melibatkan yen (EUR/JPY dll) turut ditembus pula level resistance-nya. Kejadian nomor 1 pun terulang di cross pair JPY lainnya.
  • Di lain pihak, menguatnya mata uang euro membuat downtrend yang terjadi di EUR/USD melamban. Inilah yang membuat EUR/USD pergerakannya tidak “selincah” USD/JPY.

Di artikel selanjutnya, Traders Family akan membahas bagaimana caranya trading menggunakan beberapa time frame sekaligus. Klik saja tombol di bawah ini untuk menuju artikel tersebut:

Leave a Reply

Your email address will not be published.