Korelasi EUR USD / GBP USD: Pengaplikasiannya di Trading Forex

raniw Professional, Tutorial Forex 0 Comments

Share this Post

Pernahkah memerhatikan saat salah satu pair mengalami downtrend, pair lainnya justru sedang uptrend? Jika menjawab “ya”, maka Anda melihat korelasi antar kurs (currency correlation) sedang berlangsung. Contoh yang paling sering terjadi ada pada pair EUR USD / GBP USD.

Dalam pengertiannya, ini mengindikasikan kepada kita, trader, apakah dua pair memiliki pergerakan harga yang sama, berlainan arah, atau tidak berhubungan sama sekali dalam periode waktu tertentu.

Selain itu, bisa memengaruhi besaran resiko yang mungkin diterima pada saat trading. Jika tidak menyadari hal ini dan trading dua atau tiga pair secara bersamaan, besar kemungkinan Anda akan berujung pada kenyataan pahit, yakni margin call.

Ini bisa dihitung berdasarkan koefisien korelasi yang memiliki rentang dari +1 sampai dengan -1. Korelasi positif sempurna (+1) mengindikasikan bahwa dua pair akan bergerak ke arah yang sama dari waktu ke waktu. Sedangkan korelasi negatif sempurna (-1) mengindikasikan bahwa dua pair akan bergerakan ke arah yang berlawanan dari waktu ke waktu.

Ada satu lagi jenis korelasi, yakni korelasi 0. Korelasi ini mengindikasikan bahwa pergerakan yang terjadi antara dua pair currency tidak memiliki hubungan sama sekali. Masing-masing pair benar-benar independen dan bergerak secara acak antara yang satu dengan yang lainnya.

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Cara baca tabel korelasi antar kurs

Berikutnya, Traders Family akan memperlihatkan sejumlah tabel yang menunjukkan hubungan antara masing-masing di timeframe tertentu. Perlu diingat lagi, nilai koefisien yang mendekati angka +1 mengindikasikan bahwa kedua pair tersebut memiliki korelasi positif yang kuat dan cenderung bergerak ke arah yang sama.

Sedangkan nilai koefisien yang mendekati angka -1 mengindikasikan bahwa kedua pair tersebut memiliki angka korelasi negatif yang kuat dan cenderung bergerak ke arah yang berbeda. Untuk nilai koefisien yang mendekati angka 0 menunjukkan korelasi yang lemah dan bergerak tidak beraturan.

Korelasi EUR/USD
eur usd

Korelasi USD/JPY

Korelasi USD/CHF

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Korelasi GBP/USD

Korelasi USD/CAD

Korelasi AUD/USD

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Korelasi NZD/USD

eur usd

Korelasi EUR/JPY

eur usd

Korelasi EUR/GBP

eur usd

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Pastikan Anda mengetahui resikonya

Banyak trader forex beranggapan bahwa dengan trading lebih dari satu pair, itu artinya ia melakukan diversifikasi risiko. Tanpa ia sadari, bahwa ada beberapa pair yang memiliki pergerakan harga yang cenderung mirip dari waktu ke waktu.

Sebagai contoh, mari kita lihat seperti apa miripnya pergerakan harga antara pair EUR/USD dengan GBP/USD. Jika Anda lihat pada tabel pertama di atas, nilai koefisien antara EUR/USD dan GBP/USD di timeframe 1 mingguan adalah 0.94. Hal ini menandakan adanya korelasi yang kuat antara EUR/USD dan GBP/USD.

Mari kita lihat seperti apa kemiripannya di layar MetaTrader di bawah ini:

Dari kedua grafik di atas, Traders Family memperlihatkan pergerakan yang sama terjadi dari tanggal 31 Januari hingga 7 Februari di time frame H4, yakni downtrend. Bisa disimpulkan bahwa ketika anda SELL masing-masing satu lot di EUR/USD dan GBP/USD, sama saja Anda buka dua lot di pair EUR/USD. Hal ini dikarenakan pergerakan harga yang terjadi cenderung sama.

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Jika buka posisi SELL di kedua pair ini pada tanggal tersebut, maka Anda sudah menggandakan keuntungan yang didapatkan. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa cara ini berpotensi menggandakan RISIKO ketika Anda salah melakukan analisa atau tidak mengantisipasi datangnya sebuah news penting.

Jangan pula buka dua posisi yang berbeda di dua pair yang koefisien korelasinya mendekati angka +1. Karena pergerakannya cenderung sama, maka ketika harga EUR/USD naik. Sehingga, harga GBP/USD juga akan ikut naik. Di kondisi ini, Anda mungkin berpikir bahwa hasilnya adalah impas. Namun, ternyata anggapan ini salah besar.

Alasannya sederhana. Nilai per-pip antara pair EUR/USD dengan GBP/USD memiliki perbedaan. Oleh karena itu, meski koefisien korelasinya tinggi, belum tentu pergerakan harga yang terbentuk persis sama. EUR/USD bisa jadi naik sebanyak 100 pips, di lain pihak, GBP/USD hanya bergerak sebanyak 90 pips. Anda hanya akan rugi jika anda melakukan hal ini.

5 alasan korelasi antar kurs bisa menjadikan anda trader yang lebih baik

Sekarang pastinya Anda sudah mengetahui cara baca dan koefisien korelasinya. Jika ragu, Anda bisa bookmark artikel ini untuk dijadikan contekan pada saat ingin trading dua pair atau lebih dalam waktu yang bersamaan.

Tutorial Trading Forex Untuk Pemula, Menengah, dan Mahir

Selain itu, ada alasan lainnya yang bisa menjadikan Anda trader yang lebih piawai. Berikut lima di antaranya:

  1. Mengurangi trading yang non-produktif
    Dengan melihat korelasi ini, Anda bisa menghindari trading yang tidak produktif (buy EUR/USD serta sell GBP/USD). Selain anda akan membayar dua spread, pergerakan harga ke arah mana pun akan membuat anda tidak mendapatkan keuntungan apapun.
  2. Meningkatkan keuntungan
    Dengan memanfaatkan korelasi antar kurs, Anda bisa menambah jumlah posisi trading untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak lagi. Dari contoh sebelumnya, jika Anda melihat adanya downtrend di EUR/USD dan sedang mengumpulkan pip demi pip dengan buka posisi SELL, maka Anda bisa lakukan hal yang sama di GBP/USD untuk mendapatkan keuntungan berlipat!
  3. Diversifikasi resiko
    Dari pada trading menggunakan satu pair sepanjang waktu, Anda bisa “menyebar” risiko trading di dua pair yang memiliki pergerakan harga. Pilih dua pair yang memiliki koefisien korelasi 0.7, seperti misalnya EUR/USD di atas. Korelasi “tak sempurna” antara dua pair ini memungkinkan Anda untuk mengurangi risiko trading.
  4. Membendung resiko
    Katakanlah Anda sedang pasang posisi buy di EUR/USD. Namun, Anda melihat harga mulai bergerak turun. Salah satu langkah untuk membendung kerugian yang mungkin datang adalah dengan membuka posisi buy dengan lot kecil di pair yang pergerakan harganya berlawanan arah, misalnya USD/CHF. Dengan ini, Anda bisa mengurangi kerugian besar.
  5. Sebagai konfirmasi breakout dan menghindari fakeout
    Mari kita buat contoh kasus lagi. Misalkan, Anda sedang melihat EUR/USD sedang mengetes level support yang signifikan dan berniat untuk trading breakout. Karena anda tahu EUR/USD bergerak searah dengan GBP/USD dan berlawanan arah dengan USD/JPY dan USD/CHF, Anda pun melihat pergerakan ketiga pair lainnya.Secara kebetulan, ketiga pair tersebut berada di level support/resistance yang signifikan pula. Di sinilah Anda bisa mendapatkan konfirmasi bahwa breakout akan segera berlangsung. Traders Family mengasumsikan bahwa pergerakan di tiga pair lainnya tidak selebar EUR/USD. GBP/USD bertahan, USD/JPY tidak naik, dan USD/CHF bergerak menyamping.

Hal ini bisa jadi indikasi bahwa turunnya nilai EUR/USD diakibatkan adanya news negatif di Uni Eropa yang menyebabkan harga EURO turun. Harga EUR/USD mungkin akan menembus level support. Namun karena tiga pair lainnya tidak melakukan hal yang sama, maka bisa jadi ini adalah sebuah fakeout! Anda pun terhindar dari kerugian. Keren kan?

Itu dia penjelasan singkat mengenai korelasi kurs dan cara penggunaannya. Semoga bermanfaat untuk anda semua!

Leave a Reply

Your email address will not be published.