Ilustrasi EA Loss

EA dan Scalping Dari 2 Sisi : Broker dan Trader

Traders Family Artikel 0 Comments

Share this Post

Dalam pasar forex ada banyak hal yang menjadi magnet ketertarikan bagi trader. Penggunaan berbagai Expert-Advisor (EA) dan strategi trading yang bisa diaplikasikan untuk menghasilkan analisa market, membuat trader terpecah menjadi berbagai genre yang membuat mereka nyaman.

Ada yang memilih menjadi long term trader ada juga yang memilih menjadi scalper. Entah karena berbagai pertimbangan, kebanyakan trader—terutama retail trader—lebih memilih menjadi scalper. Meskipun, itu masih dianggap sebagai hal yang dilarang.

Kebanyakan metode scalping digunakan oleh retail trader untuk menghasilkan keuntungan dengan cepat. Meskipun lot-nya kecil, tapi dengan banyaknya jumlah transaksi bisa menghasilkan profit yang lumayan.

Menyadari penggunaan strategi ini banyak menarik minat trader dan memahami bahwa tidak semua trader bisa menghabiskan waktu mereka di depan monitor; belakangan—dalam beberapa tahun terakhir—banyak broker yang berlomba menawarkan Expert-Advisor (EA) kepada kliennya. Penawaran tersebut bertujuan untuk bisa bersaing memasarkan produk mereka. Meskipun begitu, sebagian broker tidak mengizinkan penggunaan EA karena dinilai bisa merugikan.

Sebagai sebuah konsep marketing, banyak broker menggunakan promo spesial untuk EA yang dipasarkan. Misal, cash bonus agar bisa menggaet lebih banyak orang untuk trading menggunakan EA.

EA dan Perkembangannya

Software yang dirancang khusus pada platform MetaTrader ini menjadi tren baru dalam dunia trading—fitur pada MetaTrader disebut “AutoTrading”. Kehadirannya bisa dikatakan sebagai standar modern trading. Saat ini, EA telah menjadi industri yang menjanjikan dalam ruang lingkup online trading.

Diciptakan dengan bahasa pemograman MetaQuotes Language Version 4 (MQL4), EA dibuat menjadi banyak versi dan kompatibilitas platform yang berbeda-beda. Trader bisa mendapatkannya secara gratis ataupun berbayar. Bahkan, EA dipatok dengan harga hingga $200—jika telah terbukti dapat bekerja dengan baik.

Dibungkus dengan promosi yang menarik, seperti “100 % profit dalam waktu kurang dari 100 hari”. Bahkan, lengkap dengan pembuktian—account statement dari pengguna MetaTrader—yang menghasilkan banyak profit. Trader pun percaya bahwa EA dalam perkembangannya telah menjadi mesin penghasil uang yang sempurna.

Kenyataannya, 95% trader yang menggunakan EA mengalami kerugian

Sebuah Fenomena Trading

EA saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia trading. Kepopuleran EA dapat diasumsikan sama pentingnya dengan produk-produk trading yang ditawarkan. Meskipun, sebagian besar penggunanya masih mengeluhkan performa EA yang tidak sesuai dengan promosi.

Ilustrasi EA Loss

Berdasarkan pengamatan terhadap broker-broker di US—diterbitkan 3 bulan sekali oleh majalah Forex Magnates—menyatakan bahwa semakin banyak EA yang dilepas ke market akan membuat trader lebih selektif. Hal ini tercermin dari angka profitabilitas klien yang dipublikasikan oleh CFTC.

Beberapa broker menyediakan fitur Auto-Trading yang memang berfungsi dengan baik. Mereka memahami secara detail, bagaimana mengelola kesulitan dalam penggunaan EA. Sementara—selain hanya memasarkan EA—beberapa broker lainnya tidak mengetahui kekurangan yang bisa menyebabkan penggunanya mengalami kerugian besar.

Jef Wilkin—Managing Director Think Liqudity—mengatakan bahwa trader harus selektif.

EA mempunyai tingkat keberhasilan yang berbeda-beda pada setiap broker karena proses eksekusinya juga berbeda. Ini merupakan hal yang seharusnya diketahui oleh trader. Trader harus bisa membedakan mana yang benar-benar murni drawdown dari penggunaan EA dan yang tidak berfungsi dengan baik. Apabila EA yang digunakan melakukan eksekusi dengan buruk, maka inilah saatnya untuk segera mengganti EA ataupun broker Anda.Jef Wilkin

Hal senada juga disampaikan oleh Ibrahim Abu Aita—Co-Direktur CM Trading—yang mengatakan, “Bahwa beberapa broker menerapkan setting-an yang berbeda dan berlawanan dengan standar penggunaan EA. Misalnya, beberapa EA menetapkan standar penggunaan fixed spread daripada floating spread atau deviasi harga yang besar. Di sisi lain, broker yang berbeda menyeting sistem yang berbeda pula dalam penerapan fungsi-fungsi EA untuk melakukan eksekusi. Misalnya, Harsh Setting dalam MT4 Virtual Dealer.

Dari fenomena penggunaan EA, broker ingin melindungi diri dari efek negatif-nya. Namun, pada Tahun 2009, hal ini mulai berubah karena trader menyampaikan keluhan tentang performa broker yang buruk dalam semua forum trading.

Dengan banyaknya sentimen negatif mengenai EA yang dipasarkan, broker mulai berbenah diri. Salah satunya, Interbank FX yang mengambil tema “EA to the Next Stage”. Sebagai anak perusahaan dari IBFX Australia, mereka secara resmi memperbolehkan penggunaan EA dengan berbagai metode. Bekerja sama dengan Buru Partners dalam pemasaran Buru EA. Saat itu, Buru EA menjadi sangat populer dan hanya dipasarkan secara eksklusif melalui IBFX yang berhasil meningkatkan volume trading di broker tersebut. Ketika IBFX pertama kali mengundang klien-klien mereka untuk trading dengan menggunakan EA, mereka mendapatkan hasil yang menarik dengan:

  •  Average Return mingguan: +2.5%
  •  Average Return bulanan: +10.7%
  •  Full History of 267 days: +151.06%

Akhirnya—seperti yang terjadi pada kebanyakan EA—Buru EA menyebabkan kerugian pada banyak account penggunanya.

Menggunakan sistem “Martingale”—teknik yang menggandakan volume trading saat floating minus—bisa dibayangkan strategi ini melipatgandakan risiko dalam setiap trading. Ketika volatilitas tidak stabil dan cepatnya pergerakan market, sudah pasti memperbesar nilai kerugian. Akhirnya, Buru EA gagal melindungi dana klien mereka.

EA dan Scalping

Scalping adalah teknik analisa grafik (biasanya, pada timeframe tercepat) dari pergerakan harga dengan target keuntungan 5–10 pips. Teknik ini masih menjadi perdebatan panjang dan dilarang pada beberapa broker. Broker mempunyai aturan ketat bagi semua kliennya untuk melakukan order sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu ketentuannya melarang penggunaan metode scalping dan EA.

Di saat EA mulai menjadi produk yang diinginkan trader, potensi kerugian dan kesulitan bagi broker mulai muncul. Banyak liquidity provider seperti leading broker ataupun bank yang tidak menyetujui metode tersebut karena diindikasi bisa memicu konflik antara klien, broker dan liquidity provider.

Akhirnya, sebagian broker mulai menetapkan beberapa aturan trading yang berbeda. Misal, spread lebih besar bagi klien (atau, penetapan beberapa setting-an yang lebih ketat) mengakibatkan sering terjadi requote.

Shaun Overton—CEO dari OneStepRemoved, perusahaan yang khusus memprogram sistem automated trading—memiliki saran untuk broker yang memperbolehkan penggunaan EA.

Broker yang memperbolehkan penggunaan EA, seharusnya menetapkan sistem komisi berdasarkan model dan harga dari EA yang dipasarkan. Jika EA yang dipasarkan secara khusus diciptakan untuk metode scalping, maka seharusnya diberlakukan transaksi yang berbasis pembagian komisi.

Sistem komisi memang tidak terdengar begitu baik bagi mereka yang memasarkannya. Hal Ini memang merupakan poin yang sulit untuk diberlakukan. Dengan asumsi, Anda bisa mengatakan mengapa sistem komisi sangat layak, yaitu dimana broker bisa menawarkan penggunaan EA dengan sistem yang lebih baik lagi.

Sistem komisi memang sangat buruk jika dilihat dari sisi marketing-nya. Namun, sangat bermanfaat untuk meningkatkan layanan melalui proses transaksi yang jauh lebih baik.Shaun Overton

Bagaimanapun juga, bank dan broker akan mencari cara untuk mengatasi problematika EA yang dinilai bisa menurunkan nilai lindung dan efisiensi mereka. Meskipun hasilnya sering kali mendapat penolakan. Penggunaan EA bisa menguntungkan pada short term market, apabila diterapkan dengan variasi strategi yang berbeda. Namun, pergerakan market yang tidak menentu mengakibatkan penggunaan EA bisa sangat merugikan.

Leading broker, FXCM, memberikan beberapa tips bagaimana jalan terbaik untuk dapat mengunakan EA buatan mereka:

Scalping EA:
Jika EA yang Anda gunakan ditujukan secara khusus untuk metode scalping dengan mengambil keuntungan 5–10 pips dalam satu waktu dengan jumlah transaksi yang banyak, Anda jangan meninggalkannya saat ada news berdampak tinggi.

Risk:Reward Ratio menjadi tidak efektif lagi saat pasar bisa menembus lebih dari 100 pips yang bisa mengakibatkan kerugian besar. Kecuali, jika Anda trading pada pair seperti EUR/GBP atau EUR/CHF yang mempunyai volatilitas market yang rendah. Pair-pair tersebut sangat cocok untuk penggunaan metode scalping karena sering terjadinya sideways. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat peluang terkecil dari pergerakan market secara konsisten.

Range Trading EA:
Jika Anda menggunakan EA yang berfokus pada range trading, sebaiknya Anda tidak memilih pair GBP/JPY. Selain merupakan pair populer yang diperdagangkan, pair tersebut mempunyai volatilitas market intraday dengan total average yang tinggi. Oleh karena itu, GBP/JPY lebih cocok untuk penggunaan strategi EA Breakout atau strategi momentum.

Time Periods:
Jika Anda menggunakan range trading EA pada pair EUR/GBP dan EUR/JPY selama Sesi (Market) US dan Eropa—saat spread mengecil dan tingkat likuiditas berada dalam kondisi sempurna—sebaiknya Anda tidak trading pada pair yang sama saat Sesi Asia.

News trading:
Jika EA yang Anda gunakan tidak didesain secara khusus untuk trading selama terjadinya news, sebaiknya Anda tidak menggunakan EA karena tidak akan berfungsi optimal.

Perdebatan Panjang: Broker Managing Risk & Penggunaan EA

Kunci kesuksesan dalam financial market adalah sebaik-baiknya risk management—bagi trader ataupun broker—yang bisa digunakan secara efektif pada setting-an EA. Kita mengenal forex sebagai pasar yang paling liquid. Seperti yang kita ketahui, broker membutuhkan likuditas yang tinggi untuk bisa memfasilitasi dan terus mengembangkan EA yang mereka produksi.

Dengan adanya tingkat likuiditas (sekitar 99%) yang tinggi, trader diharapkan bisa menggunakan EA tanpa mendapat dampak negatif dari broker saat melakukan eksekusi. Sementara itu, penggunaan EA akan menghabiskan banyak nilai lindung yang dimiliki oleh broker.

Carl El Sammak—CEO dari Kammas Trading, perusahaan risk management trading—mencoba membahas efek dari penggunaan EA ini.

Sebagian besar trader lebih memilih menggunakan EA dalam bentuk yang simple tanpa ingin repot menyetingnya. Itu artinya EA yang sama banyak digunakan oleh banyak trader. Akibatnya akan terjadi high volume (transaksi) secara bersamaan, likuiditas yang terbatas dan beberapa hal lainnya.Carl El Sammak

Ia mengatakan semuanya adalah problem yang rumit karena terlalu banyak batasan dalam pengembangan MT4.

Menanggapai order yang dilakukan secara beramai-ramai dengan penggunaan EA, liquidity provider menerapkan beberapa aplikasi (tools dari manajemen risiko) yang sengaja dirancang secara instan untuk membuat spread melebar ketika order yang diambil sesuai dengan yang diinginkan.

Hal semacam itu membuat banyak bank mengevaluasi untuk mengetahui pergerakan yang terjadi. Apakah langkah tersebut dijalankan dengan pergerakan harga yang salah atau pada pergerakan market. Hasilnya, sudah pasti merugikan trader. Spread melebar dengan cepat dan order yang lambat diterima tentunya akan diabaikan oleh broker yang bersangkutan.

Meskipun size dari pasar forex selalu dikategorikan sebagai asset trading yang paling tinggi dengan jumlah transaksi melebihi $4 triliun per hari. Namun kondisi dimana pasar menjadi non-liquid sering kali juga terjadi. El Sammak mengatakan bahwa forex masih merupakan market yang dipengaruhi oleh kisaran volume.

Kebanyakan likuiditas hanya tersedia pada harga tertentu sebelum “pengendali pasar” membuat spread lebih melebar lagi (poin yang sering dilupakan oleh retail trader). EA yang berfungsi dengan baik serta populer akan menjadi incaran broker. Selain itu, setting-an yang digunakan berbeda sehingga persaingan pada market liquidity semakin tinggi.

Bottom Line

Banyak pro dan kontra terkait penggunaan EA dan scalping. Harus diakui bahwa penggunaan EA (saat ini) merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dari industri forex. Market pun semakin ramai dengan pendekatan teknologi yang serba canggih seperti ini. Kemudahan yang ditawarkan sepertinya telah membuka jalan bagi siapa pun untuk memasuki industri tersebut.

Di satu sisi, hal ini juga menjadi perdebatan panjang antara broker, terlebih dengan semakin berkembangnya auto-trading. Banyak broker yang mulai khawatir dan mencoba berbagai metode. Tujuannya untuk bisa memperkecil tingkat risiko dan menoleransi penggunaan EA tanpa harus menghilangkanya. Dampaknya, tentu saja, merugikan trader.

 

Dapatkan update artikel terbaru dari kami ke email Anda setiap minggunya dengan mengisi form di bawah ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published.